"SALING BERBAGI DAN MENGASIHI MENCARI RIDHO ILLAHI"

Hidup Sehat Ala Rosulullah SAW

Hidup Sehat ala Rosulullah



Kesinambungan Antara Agama dan Medis

Rahasia hidup sehat Rasulullah saw. terletak pada pola hidup, pola makan dan sikap hidup. Tidur yang dianjurkan Rasulullah saw., yaitu: Rasulullah tidur di awal malam dan bangun pada 2/3 malam serta posisi tidurnya miring ke kanan.

Ibnu Qoyyim, seorang intelektual Islam berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah, niscaya ia akan memahami pola tidur yang benar dan paling bermanfaat untuk badan dan organ tubuh”. Posisi tidur Nabi saw. adalah miring ke sebelah kanan. Kemudian beliau berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri yang bertujuan mempercepat proses pencernaan, karena lambung lebih condong berada di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung. Jadi, posisi permulaan dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan.

Tiga  manfaat lain yang dapat diambil dari posisi tidur miring ke kanan, yaitu:

1.    Menjaga saluran pernafasan
Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya dari tidur. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas tidur.
2.    Menjaga kesehatan jantung
Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.

3.    Menjaga kesehatan paru-paru
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika bertumpu pada sebelah kiri,  jantung akan menekan paru-paru  kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.

Selain posisi tidur yang miring ke kanan, Nabi saw. juga meluruskan punggungnya pada saat tidur. Manfaatnya adalah supaya organ-organ dalam tidak tertekan. Posisi tersebut juga melancarkan peredaran darah. Nabi sedikit menekuk kaki saat tidur. Dalam pemeriksaan medis, seorang dokter akan meminta pasien menekuk kakinya jika dokter tersebut akan memeriksa perut pasien. Fungsinya adalah untuk mengendurkan otot-otot perut sehingga lebih mudah untuk diperiksa. Menekuk kaki sedikit pada saat tidur membantu organ dan otot-otot perut untuk relaksasi lebih sempurna. Sehingga tidur lebih nyaman dan berkualitas. Saat tidur, Rasulullah menggunakan telapak tangan sebagai bantal. Posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tidak lurus pada saat tidur menyebabkan leher sakit pada saat bangun. Apabila orang tidur dengan telapak tangan, maka antara kepala, leher dan punggung akan tercipta garis lurus. Selain itu, beliau tidak tidur dalam keadaan kenyang. Dan sebelum tidur sebaiknya berwudhu terlebih dahulu.

Adapun kunci salah satu kunci kesehatan Rasulullah adalah dilihat dari pola makannya. Dikisahkan, suatu hari seorang tabib diutus oleh Raja Mesir untuk menghadap Rasulullah saw. sebagai ungkapan solidaritas sosial. Namun penduduk Madinah tidak ada seorangpun yang berobat kepadanya, sampai ia pun pulang. Kemudian tabib itu bertanya kepada Rasulullah saw. apa rahasia dibalik kesehatan penduduk Madinah ini? Kemudian beliau menjawab: “Kami kaum yang tidak makan sehingga merasa lapar dan bila makan kami tidak sampai kenyang”. (HR. Abu Daud). Firman Allah dalam al-Qur’an yang artinya: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS: Al-A’Raaf: 31). Sangat benar yang dikatakan Rasulullah, porsi makan yang berlebihan dan  tidak selektif dalam memilih menu dapat memicu berbagai penyakit, diantaranya: diabetes mellitus (gula), jantung koroner, hipertensi, gout (asam urat), neoplasma (kanker), dan penuaan dini.

Selain itu, puasa juga akan membawa kita pada kesehatan yang sangat luar biasa. Berpuasa secara fisiologis sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Saluran pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut tidak berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Banyak hasil penelitian modern yang memaparkan bahwa puasa sangat menyehatkan. Diantaranya, memberikan istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat, menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid “jahat” (cholesterol), detoksifikasi (membuang racun dari tubuh), dan lain sebagainya.

Sehat itu mahal, menjaga tubuh dari perkara kecil akan memberikan manfaat yang besar untuk diri kita. Banyak berkaca pada pola hidup Rasulullah akan memambah kecintaan kepada diri sendiri yang kelak menebabkan kita  lebih menghargai hidup.
Sesungguhnya Allah swt. telah mengutus seorang rasul untuk membimbing manusia dan menunjukan mereka kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang di ridhai-Nya. Berangkat dari sinilah para ulama meringkas beberapa peranan seorang rasul sebagai berikut :

Sebagai Petunjuk Bagi Umat

Peranan ini bisa di kategorikan sebagai  peranan  terpenting dari tujuan diutusnya seorang rasul. Dimana seorang rasul  berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dengan menyampaikan  apa yang telah diturunkan oleh Allah swt. kepadanya.

Dalam al-Qur’an telah disebutkan 13 ayat yang menerangkan urgensitas diutusnya rasul, diantaranya terdapat  dalam surat al-Maidah ayat 67 yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ قلى وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ [المائدة: 67]

 Artinya :  Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu. Jika engkau tidak lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. (Qs. Al-Maidah:67).
Syaikh As-Sa’idi berkata, “sesungguhnya ini adalah perintah Allah kepada Rasul-Nya yang akan membuahkan ganjaran (pahala) yang sangat besar”. Oleh karena itu, rasul menyampaikan perintah Allah kepada umatnya tidak hanya sempurna. Akan tetapi ia menyampaikannya dengan penuh keberanian. Ia tidak takut akan hinaan dan hujatan orang-orang kafir. Hal inilah yang menyebebkan Allah selalu memuji Nabi Muhammad Saw. dan mengagung-agungkannya. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا [الأحزاب: 39]

Artinya : (yaitu) Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah; mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. (Qs. Al Ahzab:39)

Memberitahukan Manusia Bahwa Islam Agama Hakiki

Agama yang hakiki adalah agama yang paling diridhai Allah Swt., yaitu Islam. Walaupun dikatakan Islam adalah satu-satunya agama yang benar tetapi  Allah swt. juga  telah mengutus nabi-nabi pada setiap umat untuk memerintahkan agar umatnya menyembah-Nya. Karena  memang hanya Allah pemilik semesta.

Disebutkan dalam al-Qur’an bahwa sesungguhnya agama-agama lain pun diperintahkan untuk menyembah Allah swt., bukan berhala ataupun lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an:

"وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ [النحل: 36]

Artinya: Dan Aku telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyembah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut (Sesembahan selain Allah swt.). (QS. An-Nahl:36).

"وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ [الأنبياء: 25]

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu swkalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya: 25)