Manfaat untuk semua
Para pembaca yang
dirahmati Allah SWT syukur Alhamdulillah, itulah kata yang patut kita ucapkan
saat ini, karena hanya dengan limpahan karunia-Nya lah kita saat ini masih
dapat bernafas, dan menjalakan segala aktifitas kita. Saudaraku yang di
muliakan Allah SWT secara sadar atau tidak sadar Allah lah yang menggerakan
kita dan Allah lah yang senantiasa memberikan manfaat kepada kita, saudaraku
yang dimuliakan Allah SWT sebagai hamba Allah yang mengharap Ridho dari-Nya
mari kita mencoba menjadi hamba Allah yang dapat bermanfaat bagi siapapun dan
apapun yang ada di sekitar kita, pembaca yang budiman sedikit kutipan dibawah
ini semoga bisa menjadi pemicu diri kita untuk senantiasa menjadi orang / hamba
yang bermanfaat bagi semua, selamat membaca...
Dalam sebuah hadits sahih
yang diriwayatkan oleh Bazzar, Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang
mukmin itu adalah seperti pohon kurma, semua apa yang ada padanya dapat
dimanfaatkan”. Hadits ini memberikan satu garis panduan yang amat penting
bagi kita umat Islam untuk menjadi mukmin yang sejati, bukan hanya kita perlu
meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT. dengan melaksanakan segala apa
yang Allah SWT telah perintahkan pada kita, akan tetapi kita juga perlu
memastikan agar kehidupan kita di dunia ini memberi manfaat kepada orang di
sekeliling kita.
Rasulullah SAW. Memberikan
perumpamaan orang mukmin bagaikan pohon kurma yang banyak terdapat di tanah
Arab. Pohon kurma merupakan sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat kepada
manusia. Dari buahnya ke batangnya. Semuanya memberi manfaat kepada manusia.
Besar manfaat kurma inilah
yang mendorong Rasulullah SAW. untuk mengumpamakan orang mukmin seperti pohon
kurma. Dalam arti kata lain, kita sebagai orang mukmin, tidak cukup tekun
beribadah kepada Allah SWT saja. Akan tetapi kita dituntut agar memastikan
eksistensi kita di atas muka bumi ini, memberi manfaat pada semua, tidak hanya Bangsa
dan Agama, dan di mana saja kita berada. Inilah mukmin yang sejati.
Rasulullah SAW mendidik
para sahabat agar memberi manfaat kepada semua. Para sahabat pula mendidik para
tabi’in. Dan begitulah seterusnya, dari satu generasi ke generasi yang lain.
Sehingga dalam masyarakat kita pun ada pepatah yang menggalakkan kita agar jadi
seperti pohon kelapa yang memberi banyak sumbangan serta manfaat kepada
manusia.
Pentingnya kehidupan kita
ini membawa manfaat kepada semua, sehingga Allah SWT telah menekankan dalam
Al-Quran, dalam ayat 17, surah Ar-Ra’ad: Artinya:
Allah telah menurunkan
air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut
ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam)
yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula)
buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi)
yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak
ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di
bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Allah
mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam
yang mencair dan buihnya. yang benar sama dengan air atau logam murni yang
bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada
gunanya bagi manusia.
Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan kita bahwa apa saja perbuatan
dan kontribusi kita yang membawa manfaat kepada orang lain, ia tidak akan
hilang begitu saja. Perbuatan dan sumbangsih tersebut akan kekal.
Jika kita lihat,
masyarakat Islam amat menyanjung sifat memberi manfaat kepada manusia. Lihat
saja para ulama dan cendekiawan kita dahulu. Mereka dengan susah payah berusaha
mengumpulkan ilmu dan menyumbang terhadap kemakmuran manusia secara umumnya.
Sumbangan mereka dihargai oleh manusia hingga sekarang. Sehingga kemajuan Islam
dahulu disanjung sebagai kemajuan yang memacu manusia ke tahap teknologi yang
lebih tinggi lagi.
Ibnu Sina sebagai contoh,
seorang pakar perobatan yang menyumbang kepada ilmu kedokteran sehingga buku
tulisan beliau menjadi bahan rujukan para dokter selama ratusan tahun.
Bagaimana kita dapat memenuhi perintah Rasulullah SAW agar menjadi seperti
pohon kurma, yang memberi manfaat pada semua?
Dasarnya adalah, sentiasa
merasa lapang dada dan bersedia untuk membantu orang lain, tidak melihat usia,
bangsa dan agama. Karena semuanya adalah hamba Allah. Setiap dari kita perlu
membantu manusia lain mengikuti kemampuan kita.
Jika kita seorang pelajar,
kita perlu belajar bersungguh-sungguh karena dengan ilmu yang dipelajari
tersebut akan dapat membantu kita memberi sumbangan yang lebih bermanfaat dan
kekal pada manusia secara umum. Begitu juga, kita tidak boleh pelit ilmu. Kita
perlu kerjasama dengan mereka yang lemah dalam pelajaran. Ketahuilah, ilmu yang
dikerjakan bersama-sama akan lebih kekal dan diberkahi.
Jika kita sedang bekerja,
maka yang harus kita pikirkan adalah cara-cara yang dapat membantu perusahaan
kita, institusi kita, dalam mencapai tahap pencapaian yang lebih cemerlang
lagi. Pekerjaan seperti ini akan amat dihargai oleh pihak atasan kita.
Jika kita seorang anak, bantulah ibu dan bapak kita dalam melaksanakan
pekerjaan rumah. Ringankan tangan, dan janganlah malas. Hargailah sumbangan
mereka kepada kita sewaktu kita kecil dulu, dengan membantu mereka dari setiap
segi. Itulah anak yang sholeh, yang akan mencium bau surga.
Jika kita seorang suami,
bantulah anak-anak kita dalam menangani masalah kehidupan mereka, baik masalah
sosial atau pelajaran. Bantulah juga istri kita dalam tugas mereka di rumah.
Ingatlah, bahwa tugas melakukan pekerjaan rumah bukan tugas istri saja. Suami
juga perlu lakukan demikian, karena itulah contoh yang ditunjukkan oleh
junjungan kita Nabi Muhammad SAW Beliau tidak menunggu istrinya untuk menjahit
bajunya yang robek. Akan tetapi beliau juga melakukannya sendiri.
Dalam setiap segi, dari
setiap sudut, renungkanlah dan pikirlah. Bagaimana kita bisa menjadi mukmin
yang sejati, yang memberi manfaat kepada semua. Insya Allah, dengan niat yang
ikhlas, Allah SWT akan membantu kita ke arah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar