"SALING BERBAGI DAN MENGASIHI MENCARI RIDHO ILLAHI"

Sikap Kita Ketika Orang Lain SALAH

Sikap kita ketika Orang Lain Berbuat Salah

    Orang pasti tak nyaman dalam keluarga, orang pasti tak tentram dalam bertetangga, orang pasti tak ni'mat dalam bekerja adalah orang-orang yang buruk hatinya. Yakinlah bahwa semakin hati penuh kesombongan semakin hati suka pamer ( ria') penuh kedengkian kebencian akan habislah seluruh waktu-Nya hanya untuk meladeni keburukan hati ini. Dan sungguh sangat berbahagia bagi orang-orang yang berhati bersih lapang jernih dan lurus karena memang suasana hidup tergantung suasana hati. Di ditempat yang sempit bagi orang
yang berhati lapang tak jadi masalah. Sebalik hidup di tanah lapang tapi jikalau hati terpenjara tetap akan jadi masalah.
    Salah satu yang harus dilakukan agar seseorang selalu bening hati adalah kemampuan menyikapi ketika orang lain berbuat salah. Misal istri kita akan berbuat salah, anak kita akan berbuat salah, tetangga kita akan berbuat salah, teman kantor kita akan berbuat salah, atasan di kantor kita akan berbuat salah karena memang mereka bukan malaikat. Namun sebenarnya yang jadi masalah bukan hanya kesalahan yang jadi masalah tetapi bagaimana kita menyikapi kesalahan orang lain.
    Sebetulnya sederhana sekali, apa sih yang paling diinginkan dari sikap orang lain pada diri kita ketika kita berbuat salah ? Kita sangat berharap agar orang lain tak marah kepada kita. Kita berharap agar orang lain bisa memberitahu kesalahan kita dengan cara bijaksana. Kita berharap agar orang lain bisa bersikap santun dalam menyikapi kesalahan kita. Kita sangat tak ingin orang lain marah besar atau bahkan mempermalukan kita di depan umum. Kalaupun hukuman dijatuhkan kita ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan transparan. Kita ingin diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Kita juga ingin disemangati agar bisa berubah. Nah kalau keinginan-keinginan ini ada pada diri kita mengapa ketika orang lain berbuat salah kita malah mencaci maki, menghina, memvonis, memarahi bahkan tak jarang kita mendzalimi.
Pembaca yang budiman ketika ada orang lain berbuat salah apalagi posisi kita sebagai seorang pemimpin maka yang harus kita lakukan adalah dengan bersikap sabar pangkat tiga. Sabar sabar dan sabar. Arti kalau kita jadi pemimpin dalam skala apapun kita harus siap untuk dikecewakan. Mengapa? Karena yang dipimpin dalam skala apapun kita harus siap untuk dikecewakan. Mengapa ? Karena yang dipimpin kualitas pribadi belum tentu sesuai dengan yang memimpin. Maka seorang pemimpin yang tak siap dikecewakan dia tak akan siap memimpin.
Oleh karena itu andai kata ada orang melakukan kesalahan maka sikap mental kita pertama yang kita harus tanya apakah orang berbuat salah ini tahu atau tidak bahwa dirinya salah ? Kenapa ada orang yang berbuat salah dan dia tak mengerti apakah itu suatu kesalahan atau bukan? Contoh yang sederhana ada seorang wanita dari desa yang dibawa ke kota untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ketika hari-hari pertama bekerja dia sama sekali tak merasa bersalah ketika kran-kran air di kamar mandi toilet tak dimatikan sehingga air meluber terbuang percuma mengapa ? Karena di desa pancuran air untuk mandi tak ada yang pakai kran, di desa tak ada aturan penghematan air di desa juga tak ada kewajiban membayar biaya pemakaian air ke PDAM sebab di desa air masih begitu melimpah ruah. Tata nilai yang berbeda membuat pandangan akan suatu kesalahan pun berbeda. Jadi kalau ada orang yang berbuat salah tanya dulu, dia tahu atau tidak bahwa ini sebuah kesalahan.
Lalu kalau dia belum tahu kesalahan maka kita harus memberi tahu bukan malah memarahi memaki dan bahkan mendzalimi. Bagaimana mungkin kita memarahi orang yang belum tahu bahwa dirinya salah seperti halnya bagaimana mungkin kita memarahi anak kecil yang belum tahu tata nilai perilaku orang dewasa seumur kita? Misal di rumah ada pembantu yang umur baru 24 tahun sedangkan kita umur 48 tahun hampir separuhnya. Bagaimana mungkin kita menginginkan orang lain sekualitas kita sama kemampuan dengan kita sedangkan kita berbuat begini saja sudah rentang ilmu begitu panjang yang kita pelajari sudah rentang pengalaman begitu panjang pula yang kita lalui.
Sebuah contoh ada seorang pemilik toko diopname beberapa hari di rumah sakit karena diuji dengan sakit. Saat tiba di rumah ada kabar tidak enak yaitu omzet toko miliknya menurun drastis! Meledaklah kemarahan pemilik toko tersbut “Kenapa ini penjaga toko bekerja kok enggak sungguh-sungguh? Lihat akibatnya kita semua jadi rugi! pemilik toko yang sakit harus berjuang mati-matian!”. Tapi alhamdulillah ada istrinya yang mengingatkan beliau “Sekarang ini Bapak umur 40 tahun karyawan yang jaga umur 19 tahun. Bedanya saja 21 tahun bagaimana mungkin kita mengharapkan orang lain melakukan seperti apa yang kita lakukan saat ini  ilmunya kemampuan dan juga pengalamannya masih terbatas.! Mungkin dia sudah melakukan yang terbaik untuk seusianya. Bandingkan dengan kita pada usia yang sama bisa jadi ketika kita berumur 19 tahun mungkin kita belum mampu untuk jaga toko”. Subhanallah pertolongan ALLAH datang dari mana saja. Oleh karena itu kalau melihat orang lain berbuat salah lihat dulu apakah dia ini tahu atau tidak bahwa yang dilakukan ini suatu kesalahan. Kalau toh dia belum tahu bukan malah dimarahi tapi diberi tahu titik kesalahan “De' ini salah, seharusnya begini”.
Maka tahap pertama adalah memberitahu orang yang berbuat salah dari tidak tahu menjadi tahu dimana letak kesalahan dirinya. Selalu kita bantu orang lain mengetahui kesalahannya.
Tahap kedua kita bantu orang tersebut mengetahui jalan keluar karena ada orang yang tahu itu suatu masalah tapi dia tak tahu harus bagaimana menyelesaikannya? Maka posisi kita adalah membantu orang yang berbuat salah mengetahui jalan keluarnya. Hal yang menarik di Panti Asuhan Bina Insani misal di salah satu kamar anak asuh yang di tempati 4 anak dan keempatnya masih usia SMP di kamar itu sering bocor ketika hujan turun “Wah ini masalah tiap hujan kok bocor lagi bocor lagi”. Dia tahu ini masalah tapi dia tak tahu bagaimana cara mengatasinya. Kita harus bantu tapi bantuan kita yang paling bagus adalah bukan menyelesaikan masalah tapi membantu dia supaya bisa menyelesaikan masalahnya. Sebab bantuan itu ada yang langsung menyelesaikan masalah namun kelemahan bantuan ini yaitu ketika kita membantu orang dan kita menyelesaikan ujungnya orang ini akan nyantel terus ia akan punya ketergantungan kepada kita dan yang lebih berbahaya lagi kita akan membunuh kreatifitas dalam menyelesaikan suatu masalah. Bantuan yang terbaik adalah memberikan masukan bagaimana cara memperbaiki kesalahan, dan menyelesaikan permasalahan itu.
Dan tahap yang ketiga adalah membantu orang yang berbuat salah agar tetap bersemangat dalam memperbaiki dirinya. Ini lebih menyelesaikan masalah dari pada mencaci, memaki, menghina, mendzolimi karena apa? Karena anak kita adalah bagian dari diri kita, istri kita adalah bagian dari keluarga kita, saudara-saudara kita adalah bagian dari khazanah kebersamaan kita kenapa kita harus penuh kebencian kedengkian menebar kejelekan ngomongin kejelekan apalagi dengan ditambah-tambah dibeberkan aib-aibnya bagaimana ini? Lalu apa yang berharga pada diri kita? Padahal justru kalau kita melihat orang lain salah maka posisi kita adalah ikut membantu memperbaiki kesalahannya.
Nah, Pembaca yang di Rahmati  Allah SWT. Harus selalu berusaha apa yang kita lakukan adalah membantu agar orang yang berbuat salah mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Membantu orang yang berbuat salah mengetahui bahwa yang dilakukan adalah suatu kesalahan. Membantu orang yang berbuat salah agar ia tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahannya. Dan membantu orang yang berbuat salah agar menyadari kesalahanya dan tetap bersemangat dalam memperbaiki  diri agar kesalahan itu tidak terulang kembali.
Melihat orang yang belum shalat justru harus kita bantu dengan mengingatkan dia tentang pentingnya shalat membantu mengajari tata cara shalat yang benar membantu dengan mengajak supaya dia tetap bersemangat untuk melaksanakan shalat secara istiqamah. Lihat pemabuk justru harus kita bantu supaya pemabuk itu mengenal bahaya mabuk membantu mengenal bagaimana cara menghentikan aktivitas mabuk. Artinya selalu posisikan diri kita dalam posisi siap membantu. Walhasil orang-orang yang pola pikir selalu rindu untuk membantu memperbaiki kesalahan orang lain dia tak akan pernah benci kepada siapapun. Tentu saja ini lebih baik dibanding orang yang hanya bisa meremehkan mencela menghina dan mencaci. Terkadang kita mencela orang lain yang berbuat salah tetapi kita pun sebenarnya gudang kesalahan. Kesimpulanya jangan mudah menyalahkan orang lain. 
Jadikanlah diri kita bagian dari yang menyelesaikan masalah bukan yang diselesaikan masalahnya.
Semoga Bermanfaat....!

Tidak ada komentar: