Segala puji yang disertai
pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
perendahan diri kita yang serendah-rendahnya hanya kita berikan kepadaNya Robbul
‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Anak merupakan karunia Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman,
لِلَّهِ
مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ
إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit
dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak
perempuan kepada siapa
yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Dia kehendaki”. [ QS. Asy Syura (42) : 49]
Namun demikian Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjelaskan bahwa anak juga dapat menjadi fitnah (cobaan/musibah)
bagi orang tuanya jika anak tersebut menjadikan orang tuanya lalai dari
bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu Allah ingatkan kita dalam banyak
firmanNya agar anak-anak tidak menjadi fitnah bagi kita.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ
اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. [ QS. Al
Munafiqun (63) : 9]
Maka demikianlah nikmat jika kita
tidak pandai bersyukur maka nikmat tersebut akan menjadi bencana buat kita,
sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu
memperingatkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan
menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. [ QS. Ibrohim (14) : 7]
Saudara-saudaraku semoga Allah senantiasa
membimbing kita di atas jalan yang benar adalah sebuah kenyataan yang sering
mata ini melihatnya ketika dua orang insan yang telah menikah namun belum
dikaruniai anak (padahal mereka telah lama menikah). Demi mendapatkan anak
mereka melanggar aturan Allah ‘Azza wa Jalla semisal mendatangi dukun (walaupun
dengan sebutan orang pintar), mengkonsumsi obat-obat yang haram hingga tak
jarang menceraikan istri mereka. Untuk itulah kami angkat tema ini untuk kita
pahami, wahai saudaraku agar kita terhindar dari hal di atas.
Salah Solusi
bagi Pasangan yang Belum Dianugrahi Anak
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ
مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku (Nuh) katakan kepada
mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. [ QS. Nuh
(71) : 10-12]
Seorang ‘Ulama Tafsir yang Masyhur
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi rohimahullah menukil sebuah
atsar yang diriwayatkan dari Ar Robi’ bin Shobih,
وقال ابن
صبيح: شكا رجل إلى الحسن الجدوبة فقال له: استغفر الله.
وشكا آخر
إليه الفقر فقال له: استغفر الله.
وقال له آخر.
ادع الله أن يرزقني ولدا، فقال له: استغفر الله.وشكا إليه آخر جفاف بستانه،
فقال له:
استغفر الله.
فقلنا له في
ذلك ؟ فقال: ما قلت من عندي شيئا، إن الله تعالى يقول في سورة ” نوح “: ” استغفروا
ربكم إنه كان غفارا.
يرسل السماء
عليكم مدرارا.
×
“Ada seseorang yang mengadu kepada Al Hasan Al Bashri
tentang paceklik, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada
Allah”.
×
Kemudian ada orang lain yang mengadu kepadanya tentang
kemiskinan, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
×
Kemudian datang orang lain kepada Beliau dan meminta
agar didoakan supaya dikaruniai anak, Beliau mengatakan, “Beristighfarlah
kepada Allah”.
×
Maka kami katakan kepada Beliau, “Mengapa Engkau
memerintahkan kepada mereka semua untuk beristighfarlah kepada Allah ?”
×
Beliau menjawab, “Aku tidaklah mengatakan hal itu dari
diriku sendiri melainkan sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta’ala telah
berfirman (yang artinya),
“Maka aku (Nuh) katakan kepada
mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat”. [ QS. Nuh
(71) : 10-11]
Syaikh Abu
Bakr Jabir Al Jazairi hafidzahullah mengatakan,
استنبط بعض
الصالحين من هذه الآية أن من كانت له رغبة في مال أو ولد فليكثر من الاتسغفار
الليل والنهار ولا يمل يعطه الله تعالى مراده من المال والولد
“Sebagian orang-orang yang sholeh
berdalil dengan ayat ini untuk menetapkan barangsiapa yang berkeinginan
dianugrahi harta, atau anak maka hendaklah ia memperbanyak istighfar di malam
hari dan siang hari serta hendaklah ia tidak malas/bosan meminta kepada Allah
agar Allah memberikan padanya harta dan anak”.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat
kita simpulkan bahwa salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh
orang yang sudah menikah dan belum memilki anak adalah memperbanyak
istighfar/taubat kepada Allah. Dan perlu diingat taubat/istighfar itu tidak sekedar
diucapkan dengan lisan tetapi lebih condong pada pengamalan dengan perbuatan
nyata, walaupun lisan kita selalu menyebut nama Allah dan selalu Beristigfar
tetapi jika hati dan perbuatan kita tidak menunjukan bahwa kita benar-benar
beristigfar dan bertaubat kepada Allah maka sia-sialah ucapan kita itu. Mari
wahai saudaraku kami disini menyampaikan sedikit tulisan ini agar dapat kita
fahami dan praktikan bersama supaya kita lebih didekatkan kepada Allah SWT Dzat
yang maha luas karunia-Nya dan semoga kita diberikan yang terbaik untuk diri,
keluarga dan lingkungan kita. Amin...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar